Sakh Oliabam (SEGERA)


Dentingan logam yang beradu. Darah segar yang berterbangan dari tebasan juga tusukan senjata. Sungai Balia berwarna merah. Alirannya yang nyaris tidak bergerak, membuat darah semakin rapat menutupi setiap sudut air.
Bayangan hitam melesat di udara, keluar dari tengah-tengah gerombolan Dormuz. Sesosok tubuh melayang ringan. Bagaikan waktu yang tiba-tiba terhenti. Gerakannya naik dengan lembut. Sebuah pedang bersinar kemilau di tangan kanannya. Terangkat tinggi di atas kedua tanduk besar yang melingkar di sisi kepalanya, aroma kematian segera menyebar di sekitar besi berukir tebaran bunga di sepanjang mata pedang. Menggenggam erat gagang yang berhias lilitan kawat putih dan permata darah di ujungnya, mata makhluk itu yang menyala merah menatap sosok kurus jauh di bawahnya.

Sep 3, 2009

CANDI PRAMBANAN

Keagungan Sejarah Hindu Terbalut Mitos
”Aku akan menerima pinanganmu dengan satu syarat,” ujar Rara Jonggrang
”Apa keinginanmu putri cantik?” sang raksasa menantang
”Buatkan aku candi dengan seribu arca!” tatapan Rara Jonggrang begitu yakin Bandawasa tidak akan mampu melakukannya, ”Hanya dalam satu malam!”
Setelah diam sejenak, Bandawasa tergelak seakan mengejek. ”Baiklah jika itu keinginanmu. Sebelum ayam jantan berkokok, candi dengan seribu arca itu sudah kuselesaikan.” Bandung Bandawasa berbalik dan pergi. Diapun mulai mengumpulkan pasukannya, dan dengan kekuatannya mulai membangun candi tersebut. Sepertiga malam terakhir, candi itu sudah hampir selesai. Rara Jonggrang harus melakukan sesuatu untuk menghindari pernikahan itu. Bersama dengan dayang – dayangnya, Rara Jonggrang menuju lumbung penyimpanan padi dan mulai menumbuk – numbuk padi, kegaduhan ini membangunkan ayam jantan hingga berkokok. Bandung Bandawasa yang kurang menyelesaikan satu arca lagi merasa kecewa dan murka. Kemudian ia pun mengutuk Rara Jonggrang menjadi arca keseribu. Itulah sepenggal kisah yang sering diceitakan secara turun temurun, dan telah menjadi legenda hingga akhirnya candi seribu arca atau Candi Prambanan dikenal juga dengan sebutan candi Rara Jonggrang. Penyebutan ini pada dasarnya keliru. Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabhu Ratubaka yang namanya diabadikan sebagai nama peniggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan. Sementara itu arca keseribu yang disebut sebagai arca Rara Jonggrang dipercayai sebagai Durgamahisasuramardhini yang letaknya di bilik utara Candi Siwa. Durgamahisasuramardhini sejatinya adalah istri dari Dewa Siwa. Candi Prambanan adalah candi hindu terbesar di Jawa Tengah dan salah satu yang terindah di dunia. Berjarak 17km ke arah timur dari Yogyakarta. Candi yang terletak di ujung timur sleman ini dibangun abad IX oleh Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya dan ditemukan kembali oleh seorang Belanda bernama C.A. Lons pada tahun 1733 dalam keadaan runtuh dan hancur serta ditumbuhi semak belukar. Memasuki kompleks Candi Prambanan, seperti halnya tempat – tempat wisata, kita akan disuguhi dengan berbagai macam souvenir yang ditawarkan oleh penduduk setempat. Selain itu, ada juga beberapa penjual jasa seperti tour guide, penyewa payung atau fotografer yang siap mengabadikan moment anda di Candi Prambanan. Selayaknya tempat – tempat suci yang menjadi tempat pemujaan kepada Tuhan, sebelum memasuki halaman pertama, kita akan menelusuri jalan panjang yang hanya ditumbuhi tanaman – tanaman rendah pada bahu jalan. Menurut kepercayaan, jalan panjang ini adalah bagian dari ritual. Memasuki halaman pertama yang berbentuk bujur sangkar, yang merupakan halaman paling suci kita akan menemui 3 candi utama (Siwa, Brahma, Wisnu), 3 candi Perwara (Nandi,A,B), 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut/patok. 4 dari 6 candi utama dan perwara yang ada di halaman ini terdapat arca. Candi Siwa (luas 34x34 meter ; tinggi 47 meter) memiliki 4 bilik, yaitu bilik utama menghadap timur dengan arca Siwa Mahadewa yang berdiri di atas yoni yang disangga oleh seekor naga. Arca Siwa Mahadewa ini adalah sentral pemujaan di candi Prambanan. Bilik kedua menghadap ke selatan berisi arca Siwa Mahaguru. Bilik ketiga menghadap ke barat berisi arca Ganeca (anak Dewa Siwa) yang digambarkan berkepala gajah berbadan manusia. Bilik keempat mengahadap ke utara berisi arca Durga Mahisasuramardhini (istri Siwa), arca inilah yang dikenal dengan sebagai arca Rara Jonggrang. Tata letak arca – arca ini melambangkan struktur pemerintahan pada waktu itu. Arca Siwa mahadewa sebagai arca utama melambangkan raja yang berkuasa. Arca Siwa Mahaguru melambangkan kaum pendeta yang menjadi penasihat spiritual raja. Dewa Ganeca sebagai dewa perang melambangkan kekuatan pertahanan. Sedang dewa Durga Mahisasuramardhini menggambarkan permaisuri yang senantisa mendampingi raja. Candi Wisnu (luas 20x20 meter ; tinggi 33 meter) terletak di sebelah utara candi Siwa hanya memuat satu arca yakni arca Dewa Siwa. Sementara itu di sebelah selatan candi Siwa terdapat candi Brahma (luas 20x20 meter ; tinggi 33 meter), yang berisi arca dewa Brahma yang berkepala empat sebagai Dewa pencipta alam. Di bawah patung brahma terdapat sebuah sumur. Ketiga candi utama ini menghadap ke timur, sedangkan 3 candi perwara yang berada di depannya menghadap ke barat. Candi perwara yang di tengah menghadap ke candi Siwa adalah candi Nandi (luas 16,71x15,21 meter ; tinggi 27,06 meter), yaitu wahana (kendaraan Dewa Siwa). Didalamnya terdapat arca seekor lembu jantan besar yang sedang berbaring menghadap ke candi Siwa. Pada bagian lainnya pada candi Nandi terdapat dua patung, yaitu Dewa Surya, berdiri di atas kereta yang ditarik oleh tujuh ekor kuda dan Dewa Candra, berdiri di atas kereta yang ditarik oleh sepuluh ekor kuda. 2 candi perwara lainnya tidak memiliki arca di dalamnya sehingga disebut candi A (luas 14,37x14,37 meter ; tinggi 24,53 meter) dan candi B (luas 14,41x14,37 meter ; tinggi 24,36 meter). Selain itu kita juga akan menjumpai seni hias yang sangat menarik. Hiasan itu berupa relief arca Dewa Lokapala (8 dewa penjaga arah mata angin) yang dipahatkan pada dinding luar kaki candi. Relief cerita ramayana dipahatkan pada dinding dalam pagar langkan candi Siwa di candi Brahma. Relief Kresnayana dipahatkan pada dinding dalam pagar langkan candi Wisnu. Selain ketiga relief tersebut, seni hias yang menonjol adalah hiasan yang lazim disebut motif prambanan, yaitu suatu hiasan pada batur candi yang berupa seekor singa yang dalam posisi duduk diapait oleh pohon kalpataru (pohon hayati/pohon kehidupan). Hiasan – hiasan lainnya yang banyak menghiasi dinding luar batur candi adalah pohon kalpataru yang diapit sepasang makhluk kayangan yang lazim disebut kinara-kinari (makhluk berkepala manusia berbadan burung). Pada halaman kedua yang juga berbentuk bujur sangkar dengan letak lebih rendah dari halaman pertama. Pada halaman ini terdapat 224 candi perwara yang disusun bersaf 68, 60, 52, dan 44 candi. Susunan tersebut membentuk susunan yang konsentris menuju halaman pusat. Candi Prambanan merupakan candi yang dibentuk dalam suatu gugusan yang sangat besar dengan candi Siwa sebagai sentral pemujaan dan arca Siwa mahadewa sebagai arca utamanya. Jika anda telah lelah menikmati candi ini, anda dapat menikmati berbagai sajian yang dijajakan oleh penduduk setempat sambil anda melihat – lihat dan menawar souvenir untuk dibawa pulang. Apabila anda ingin melihat kesenian Sendratari Ramayana, anda dapat mengunjungi candi Prambanan selama bulan Mei sampai Oktober pada setiap bulan purnama. Acara yang digelar di pelataran terbuka candi Prambanan ini berlangsung dari pukul 19.00 hingga 21.00.

Yogyakarta, 2006

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More