Sakh Oliabam (SEGERA)


Dentingan logam yang beradu. Darah segar yang berterbangan dari tebasan juga tusukan senjata. Sungai Balia berwarna merah. Alirannya yang nyaris tidak bergerak, membuat darah semakin rapat menutupi setiap sudut air.
Bayangan hitam melesat di udara, keluar dari tengah-tengah gerombolan Dormuz. Sesosok tubuh melayang ringan. Bagaikan waktu yang tiba-tiba terhenti. Gerakannya naik dengan lembut. Sebuah pedang bersinar kemilau di tangan kanannya. Terangkat tinggi di atas kedua tanduk besar yang melingkar di sisi kepalanya, aroma kematian segera menyebar di sekitar besi berukir tebaran bunga di sepanjang mata pedang. Menggenggam erat gagang yang berhias lilitan kawat putih dan permata darah di ujungnya, mata makhluk itu yang menyala merah menatap sosok kurus jauh di bawahnya.

Oct 4, 2009

Belajar Pada Sang Dharmapala

Jambhala dan Candra-Lokesvara dalam dimensi waktu dan landasan konseptualnya sebagai lambang keberadaan dewa. konsepsinya dalam ajaran yoga, menggambarkan kedudukan Jambhala sebagai dewa pokok yang dipuja oleh masyarakat pendukungnya. Esensi yang diharapkan melalui pemujaan itu berkaitan dengan kedudukan Jambhala sebagai Dharmapala.
Dalam hal ini, Jambhala berperan sebagai dewa pemberi perlindungan, bimbingan, dan ajaran bagi umat untuk mencapai pencerahan. Pencerahan yang dimaksud dapat dicapai melalui disiplin spiritual yang digambarkan dalam pengarcaannya, yaitu samadhi. Representasi penyampaian ajaran yang terkandung dalam pemujaan Jambhala itu terdapat pada arca Candra-Lokesvara, berupa penggambaran vyakhyana-mudra dan konsepsi Lokesvara yang berasosiasi dengan prinsip memberi ajaran dan membantu semua makhluk guna mencapai pencerahan.

Kompleks Candi Gampingan terletak di Dusun Gampingan, Piyungan, Bantul. Di kompleks ini terdapat tujuh buah bangunan dari batu putih. Denah Candi Gampingan berbentuk segi empat yang berukuran 4,64 m. x 4,65 m. Tinggi Candi Gampingan yang masih tersisa 1,2 m., terdiri atas delapan lapisan batu putih yang disusun dengan teknik kait. Selain teknik kait, digunakan juga "teknik las", yaitu penyisipan batu ke dalam rongga-rongga yang menghubungan satu batu dengan batu lainnya. Meskipun bangunan tersebut tinggal sisa-sisa berupa delapan lapis susunan batu setinggi 1,2 meter dan kondisi enam bangunan yang lain juga tinggal sisa-sisa saja, namun nilai spiritualis yang dikandungnya masih terasa melekat.

Relief yang terdapat di tubuh bagian tengah kaki Candi Gampingan terdiri atas 11 panil. Keistimewaannya terdapat pada unsur-unsur yang digambarkan, yaitu binatang katak dan unggas (burung pelatuk, burung gagak, dan ayam jantan).

Arca-arca yang terdiri atas sebuah arca Jambhala dan Candra-Lokesvara yang terbuat dari batu andesit, tiga buah arca Dhyani Buddha Vairocana yang terbuat dari perunggu, dan sebuah fragmen arca yang terbuat dari keramik.

Benda-benda emas (sebelas buah) yang berbentuk lempengan dan wadah. Masing-masing benda menggambarkan miniatur benda-benda yang berasosiasi dengan fungsinya sebagai peripih.

Berdasarkan langgam bangunan, bangunan ini berasal dari tahun 730 M hingga pertengahan abad IX M (850 M). Sedangkan gaya pengarcaan Jambhala dan Candra_Lokesvara sezaman dengan periodasi Candi Gampingan, yakni sekitar tahun 800 M hingga 850 M.

Melalui Jambhala, pemujaan menuju pencerahan melalui kerendahan diri adalah jalan untuk mempercepat tercapainya pencerahan melalui dana-paramita.

Robby Syahputra
Apr 26th’08

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More