Kota nomor dua di Mesir ini dikenal punya sederet cerita menarik dan romantis, plus pesona pemandangan alam yang eksotis.
pantas untuk dinikmati.
Menjajaki Alexandria, setiap jengkal kita akan dibuat berdecak kagum. Mulai dari gerbang masuk kota yang artistik, deburan ombak di atas pasir putih di pantai Miami di pinggir kota. Pantai Montanza yang biru menawan. Bangunan masjid yang mengingatkan kita pada jaman Rasulullah, sampai istana di era Julius Cesar dan Ratu Cleopatra.
Jika ingin menikmati suasana romantis, kita bisa menelususri Qaitbay. Sambil menikmati semilir angin pantai yang berhembus dari Mediterania, sensasi bangunan tua bergaya benteng Romawi seakan membawa kita ke masa kejayaan Julius Cesar. Di pantai ini pula konon sejak era Cleopatra sudah dijadikan tempat para remaja memadu kasih.
Puas menikmati bangunan tua, stasiun kereta api di tengah kota menawarkan sentuhan arsitektur modern. Terdiri dari dua lantai, stasiun dilengkapi ruang tunggu yang mewah, pusat perbelanjaan modern plus perkantoran modern. Di tempat ini kita tidak akan menemui kesulitan mengetahui jadwal perjanan kereta. Di setiap sudut terpasang monitor yang menginformasikan jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api dari berbagai kota di Mesir.
Pada liburan musim panas, biasanya stasiun kereta ini akan dipadati wisatawan dari berbagai Negara. Alexandria memang dikenal sebagai salah satu kota tujuan wisata utama di Mesir.
Papyrous
Oleh-oleh khas kota Alexandria adalah kaligrafi yang dibuat di atas kertas kuno, yang disebut dengan papyrous. Kertas ini dibuat dari sejenis tanaman atau daun papyrous. Konon, kertas ini adalah cikal bakal kertas yang kita pakai sehari-hari saat ini. Kertas papyrous ini sangat kuat dan tahan robek. Buktinya, di museum di tengah kota Alexandria, masih bisa ditemui lukisan atau kaligrafi yang dibuat di atas kertas ini, sejak dua abad yang lalu.
Tidak hanya membeli, tetapi kita juga bisa melihat dan belajar langsung cara membuat kertas yang terkenal itu. Uniknya tanaman papyrous ini hanya terdapat di Mesir. Meskipun dulu pernah ada imigran Cina yang mencoba membuat papyrous tiruan dan menjualnya dengan harga murah, tetapi karena kualitasnya yang tidak sebaik aslinya, maka papyrous asli tetap menjadi pilihan oleh orang di Negeri yang masih menyimpan mummy raja Firaun ini.
Pelajar hingga ilmuwan Eropa memadati jajaran pantai yang mengelilingi kota, museum hingga puing-puing gedung teater peninggalan peradaban masa silam. Wisatawan muslim, menikmati masjid-masjid tua peninggalan Alexander Agung. Obyek yang terasa saying untuk dilewatkan. Indah dan artistik.
0 comments:
Post a Comment