Sakh Oliabam (SEGERA)


Dentingan logam yang beradu. Darah segar yang berterbangan dari tebasan juga tusukan senjata. Sungai Balia berwarna merah. Alirannya yang nyaris tidak bergerak, membuat darah semakin rapat menutupi setiap sudut air.
Bayangan hitam melesat di udara, keluar dari tengah-tengah gerombolan Dormuz. Sesosok tubuh melayang ringan. Bagaikan waktu yang tiba-tiba terhenti. Gerakannya naik dengan lembut. Sebuah pedang bersinar kemilau di tangan kanannya. Terangkat tinggi di atas kedua tanduk besar yang melingkar di sisi kepalanya, aroma kematian segera menyebar di sekitar besi berukir tebaran bunga di sepanjang mata pedang. Menggenggam erat gagang yang berhias lilitan kawat putih dan permata darah di ujungnya, mata makhluk itu yang menyala merah menatap sosok kurus jauh di bawahnya.

Sep 3, 2009

Midnight Sun

Sinar itu menusuk jauh
Melesat pada dua bola bening
Menyusur lorong panjang
Meresap rongga-rongga
Meringkuk dalam kerinduan panjang

Melangkah dalam gaung bingar
Menapak satu persatu
Memukul hening tak berbilang

Matanya tanpa terkedip
Menatap rongga sang perawan
Menyiksa lembar-lembar batinnya
Menempatkan kematian dihadapannya
Sebelum kematian sesungguhnya datang

Atjeh, the rest from old memory,
February 12th ‘02

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More