Sakh Oliabam (SEGERA)


Dentingan logam yang beradu. Darah segar yang berterbangan dari tebasan juga tusukan senjata. Sungai Balia berwarna merah. Alirannya yang nyaris tidak bergerak, membuat darah semakin rapat menutupi setiap sudut air.
Bayangan hitam melesat di udara, keluar dari tengah-tengah gerombolan Dormuz. Sesosok tubuh melayang ringan. Bagaikan waktu yang tiba-tiba terhenti. Gerakannya naik dengan lembut. Sebuah pedang bersinar kemilau di tangan kanannya. Terangkat tinggi di atas kedua tanduk besar yang melingkar di sisi kepalanya, aroma kematian segera menyebar di sekitar besi berukir tebaran bunga di sepanjang mata pedang. Menggenggam erat gagang yang berhias lilitan kawat putih dan permata darah di ujungnya, mata makhluk itu yang menyala merah menatap sosok kurus jauh di bawahnya.

Dec 28, 2009

Halaman Persembahan

Syair Cinta Putra Pelacur
Kematian dalam kehidupan


Aku selalu lupa Engkau ada. Terlalu sering merasa rejeki adalah hasil keringatku.
Saat berharap sesuatu aku akan mengangkat kedua tanganku, menundukkan wajahku atau sekedar memejamkan mataku, tetapi sesudahnya aku lupa Engkau yang memberi.
Makhluk bertulang belakang yang katanya punya akal fikiran.

“Robby Syahputra”



Untuk Arien
atas cinta dan kesabarannya
Untuk Putri dan Nabila
Malaikat hati dengan sejuta cahaya

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More