Sakh Oliabam (SEGERA)


Dentingan logam yang beradu. Darah segar yang berterbangan dari tebasan juga tusukan senjata. Sungai Balia berwarna merah. Alirannya yang nyaris tidak bergerak, membuat darah semakin rapat menutupi setiap sudut air.
Bayangan hitam melesat di udara, keluar dari tengah-tengah gerombolan Dormuz. Sesosok tubuh melayang ringan. Bagaikan waktu yang tiba-tiba terhenti. Gerakannya naik dengan lembut. Sebuah pedang bersinar kemilau di tangan kanannya. Terangkat tinggi di atas kedua tanduk besar yang melingkar di sisi kepalanya, aroma kematian segera menyebar di sekitar besi berukir tebaran bunga di sepanjang mata pedang. Menggenggam erat gagang yang berhias lilitan kawat putih dan permata darah di ujungnya, mata makhluk itu yang menyala merah menatap sosok kurus jauh di bawahnya.

Sep 9, 2011

Angelina

Pernah Angelina bersama-sama jemaah lain singgah di kebun menyenangkan milik Kaylila dulu, sang pelacur, yang telah dihadiahkan pada para yatim dan piatu. Dia mendengarkan pembicaraan tentang seorang pengayuh rakit tua yang tinggal di tepi sungai, satu hari perjalanan jauhnya. Banyak orang mengatakan orang tua itu adalah seorang filsuf. Ketika Angelina berjalan, dia memilih jalan menuju sungai itu, begitu inginnya dia melihat sang pengayuh rakit itu, karena meskipun dirinya telah memilih untuk menjalani kehidupan sesuai aturan dan juga dipandang terhormat oleh para santri muda karena usia dan kerendahan hatinya, tetap masih terdapat ketidaktenangan dalam hatinya dan segala bentuk pencariannya tidak memuaskan hatinya.Dia tiba di sungai dan meminta kepada orang tua itu untuk menyeberangkannya....

Bersatu Bersama Tuhan

Lama luka itu terasa nyeri. Christian menyeberangkan banyak orang. Mereka memiliki anak lelaki atau anak perempuan, dan dirinya tidak dapat melihat mereka tanpa merasakan cemburu, hingga terkadang dirinya berpikir; ada banyak orang yang memiliki kebahagiaan yang sangat besar, mengapa aku tidak? Bahkan seorang yang jahat, pencuri, dan perampok mempunya anak, mencintai anak-anak itu dan dicintai oleh anak-anak itu, kecuali aku. Dengan begitu kekanak-kanakan alasan yang tidak logis telah tercetus dari benaknya, dia yang telah memiliki demikian banyak kemiripan dengan orang kebanyakan.Kini dia memandang orang dalam sudut cahaya yang berbeda dibandingkan sebelumnya. Dia yang menjadi tidak sangat pintar, tidak sangat bangga; dan disebabkan hal itu dia terus menjadi lebih hangat, lebih ingin tahu,...

Putra Sang Pelacur

Takut dan menangis, anak lelaki itu menghadiri pemakaman ibunya. Takut dan sedih, anak lelaki itu mendengarkan penuturan dari Christian, dan juga doa-doa dari Ahmad. Hingga saat terakhir dia melihat tubuh ibunya hilang di balik timbunan tanah. Christian mengatakan pada anak lelakinya bahwa dia akan merawatnya, dan menerimanya dengan baik di gubuk Ahmad. Beberapa hari sesudahnya, anak lelaki itu hanya terduduk dengan muka pucat memandang kosong kejauhan, mengunci hatinya, berperang dan berusaha keras melawan nasibnya.Christian mengurus anak itu dengan penuh pertimbangan dan membiarkannya sendirian, karena dia dengan penuh kasih menghormati kesedihannya. Christian mengerti sepenuhnya bahwa anak lelakinya tidak mengenal dirinya, bahwa anak itu tidak dapat mencintainya sebagai seorang ayah. Dengan...

Sang Pengayuh Rakit

Aku akan tetap tinggal di tepi sungai ini, pikir Christian. Sungai yang sama yang sama yang aku seberangi dalam perjalananku ke kota. Seorang pengayuh rakit yang bersahabat telah menyeberangkan aku. Aku akan pergi mencarinya. Dulu dari atas rakit pengayuh itu aku telah menuju ke hidup baru yang kini sudah tua dan mati. Mudah-mudahan jalanku sekarang, hidup baruku, berawal dari sana.Dia menatap sungai yang mengalir indah, melihat ke dalam kebeningannya, ke dalam garis-garis kristal rancang bangun yang memukau. Dia melihat mutiara kemilau muncul dari kedalaman, gelembung-gelembung berenang di atas kaca, langit biru memantul indah padanya. Sungai itu menatap balik padanya dengan ribuan mata – hijau, putih, kristal, biru langit. Betapa besar cintanya pada sungai itu. Betapa sungai itu telah menarik...

Air Yang Mengalir

Christian melangkah memasuki hutan, dirinya telah jauh dari kota, dan hanya mengetahui satu hal – bahwa dia tidak dapat lagi kembali, bahwa kehidupan yang telah dijalaninya bertahun-tahun itu kini telah berlalu, telah dinikmatinya dan telah mengering hingga sampai pada tingkat kemuakan. Burung kenari itu telah mati. Kematiannya yang telah tergambarkan dalam mimpi, adalah kematian diri dalam hati Christian sendiri. Dia terjerat begitu dalam di lingkaran kesengsaraan. Dirinya telah dijerat oleh kemuakan dan kematian dirinya dari segala sisi. Dia telah dipenuhi perasaan bosan, dipenuhi oleh kemiskinan, dan juga dipenuhi dengan kematian. Tidak ada lagi benda di dunia yang dapat memberinya kepuasan serta pelipur lara.Dia dengan sebentuk kesabaran tersisanya berusaha melupakan segalanya, mencoba...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More